Waspadai Penyebab Kelahiran Prematur Ini
Ditinjau oleh
dr. Linda Lestari, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Diterbitkan 10 Jun 2021
1408
Jika bayi pada umumnya dilahirkan pada usia kandungan 39-41 minggu, maka bayi prematur dilahirkan pada usia kandungan 37 minggu atau kurang dari itu. Menurut data dari WHO tahun 2018, setiap tahunnya diperkirakan ada 15 juta bayi yang lahir melalui kelahiran prematur dan jumlahnya terus meningkat.
Untuk informasi, komplikasi akibat kelahiran prematur menjadi penyebab tertinggi kematian balita, mencapai satu juta jiwa pada 2015. Bunda dapat mempelajari berbagai faktor risiko dan gejala-gejalanya ini agar dapat segera mendapat penanganan. Dan, jika memungkinan, mencegah bayi lahir.
Ada tiga komponen yang berkontribusi dalam proses melahirkan, yaitu perubahan di serviks, adanya kontraksi di rahim, serta adanya aktivitas desidua dan membran janin.
Perbedaan kelahiran normal dan kelahiran prematur adalah semua komponen tersebut terjadi dalam proses yang normal pada kelahiran normal. Sementara pada kelahiran prematur, komponen-komponen ini terjadi dipicu oleh adanya masalah kesehatan atau penyebab lain yang abnormal.
Untuk kelahiran yang berlangsung prematur, prosesnya ada yang berlangsung segera, tapi ada juga yang berlangsung selama beberapa minggu sampai akhirnya melahirkan.
Beberapa hal yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya kelahiran prematur di antaranya adalah:
Bunda, jika gejala-gejala kelahiran prematur ini muncul, ada baiknya segera periksakan ke dokter atau bidan:
Jika gejala-gejala di atas muncul, maka kemungkinan besar ibu hamil akan diminta untuk menjalani rawat inap di rumah sakit agar kondisinya dapat dipantau. Kecuali jika sudah pecah ketuban maka akan langsung dilangsungkan proses untuk melahirkan.
Ibu hamil kemudian akan diminta untuk menjalani serangkaian tes, yaitu pemeriksaan USG untuk mengecek kondisi janin, USG transvaginal untuk mengukur panjangnya serviks. Dan juga swab vagina untuk mendeteksi keberadaan fibronektin janin yang menjaga kantung ketuban tetap terhubung ke bagian dalam rahim.
Ada kemungkinan gejala-gejala di atas dapat berhenti dengan sendirinya. Jika tidak, maka ibu hamil akan mendapatkan perawatan dan pengobatan untuk menunda kelahiran prematur.
Penundaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ibu hamil dan janin. Selain untuk membantu menunda kelahiran, pemberian obat-obatan ini juga dapat membantu organ-organ tubuh janin matang lebih cepat serta mengurangi risiko terjadinya komplikasi-komplikasi tertentu jika memang kelahiran prematur harus dilakukan.
Jika memang kelahiran bayi tidak dapat ditunda lagi, maka prosesnya segera dimulai. Namun jika ternyata rumah sakit tak memiliki fasilitas untuk perawatan bayi prematur, maka ibu hamil akan dirujuk ke rumah sakit yang memilikinya.
Sumber:
StatPearl Publishing. 2010. Preterm Labor.
The American College of Obstetricians and Gynecologistss. 2021. FAQs Preterm Labor and Birth.
March of Dimes. 2018. Preterm Labor and Premature Birth: Are You at Risk?
Mayo Clinic. 2019. Preterm Labor.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010