main-logo

Baby Blues, Inilah Penyebab dan Cara Mengatasinya

header-image-21161
author-avatar-21161

Ditinjau oleh

dr. Kevin Adrian Djantin, Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Diterbitkan 27 Nov 2023

share-icon

398


Baby blues adalah timbulnya perasaan sedih, murung, dan cemas setelah melahirkan. Kondisi ini umum terjadi dan biasanya bisa membaik dengan sendirinya. Meski begitu, baby blues perlu diwaspadai jika terasa semakin berat.





Kelahiran buah hati merupakan momen yang membuat emosi ibu campur aduk. Rasa senang, bahagia, terharu, dan cemas bercampur menjadi satu. Perasaan ini sangat normal kok, Bun, bahkan bisa dialami siapa saja. Terlebih, kalau Bunda baru pertama kali menjadi seorang ibu.





Nah, kalau Bunda merasakan perubahan suasana hati yang cukup drastis, seperti sedih, mudah marah, kelelahan, hingga sulit tidur selama beberapa hari atau sektiar 2 minggu setelah melahirkan, mungkin saja itu tanda-tanda baby blues .





Jika sudah begitu, Bunda jangan panik dulu, ya. Baby blues bukanlah kondisi yang berbahaya kok dan hanya terjadi sementara. Justru dengan mengenal apa itu baby blues, Bunda bisa mengatasinya sedini mungkin, jadi kondisi ini tidak menjadi lebih parah dan cepat membaik.





Penyebab Baby Blues





Sebenarnya, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan sebagian ibu mengalami baby blues. Namun, ada beberapa kondisi yang diduga dapat memicu terjadinya baby blues, yaitu:





1. Perubahan hormon





Baby blues bisa disebabkan oleh perubahan hormon. Setelah Si Kecil lahir, tubuh Bunda akan kembali ke kondisi sebelum kehamilan. Hal ini akan membuat kadar hormon estrogen dan progesteron yang meningkat selama kehamilan turun kembali. Perubahan hormon ini bisa memengaruhi emosi Bunda.





2. Kurang tidur dan kelelahan





Bila Bunda baru pertama kali menjadi seorang ibu, mungkin Bunda masih bingung dengan situasi dan kehadiran Si Kecil, mulai dari memberikan ASI hingga memandikan dan menjaga Si Kecil.





Karena belum terbiasa, Bunda jadi kewalahan dan tidak memperoleh istirahat yang cukup karena harus beradaptasi dengan kebiasaan baru. Akibatnya, Bunda kelelahan sehingga emosi pun tidak stabil. Hal inilah yang dapat menyebabkan Bunda mengalami baby blues.





3. Stres





Stres setelah melahirkan bisa dipicu oleh kecemasan berlebih , misalnya Bunda memiliki ekspektasi dan harapan menjadi seorang ibu yang sempurna. Selain itu, tekanan dan kurangnya dukungan dari orang terdekat juga bisa membuat Bunda stres.





Berbagai hal di atas dapat memengaruhi kondisi emosional, sehingga membuat Bunda lebih rentan mengalami baby blues.





Cara Mengatasi Baby Blues





Sedih, cemas, mudah marah, dan bahkan kecewa dengan diri sendiri mungkin Bunda rasakan saat mengalami baby blues. Namun, emosi dan perasaan ini jangan Bunda pendam sendiri atau dibiarkan berlaru-larut, meski bisa membaik dengan sendirinya.





Nah, untuk mengatasinya atau mencegah perasaan yang muncul makin memburuk, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan, yaitu:





  • Tidur yang cukup dengan memanfaatkan waktu ketika Si Kecil sedang istirahat.
  • Beristirahat dan sediakan waktu untuk me time jika Bunda mulai merasa kelelahan. Bunda bisa minta bantuan pasangan untuk bergantian menjaga Si Kecil.
  • Berjalan-jalan sebentar di luar rumah sambil menikmati pemandangan dan udara segar.
  • Melakukan hobi yang disukai, misalnya membaca atau bermain musik.
  • Makan makanan sehat yang Bunda sukai.
  • Berbagi cerita dengan teman, pasangan, atau keluarga jika Bunda sedang merasa lelah dan stres
  • Berkonsultasi ke dokter atau psikolog yang Bunda percaya agar dapat membantu mengatasi masalah Bunda.




Meski baby blues umumnya dapat membaik dengan sendirinya, pada beberapa kasus, kondisi ini bisa menjadi lebih parah, lho. Nah, Bunda perlu waspada ya jika timbul perasaan dan pikiran negatif yang berlangsung selama lebih dari 2 minggu.





Apalagi, jika sudah membuat Bunda susah tidur, tidak nafsu makan, sulit konsentrasi, menjauh dari orang terdekat, hingga timbul perasaan tidak ingin lagi merawat Si Kecil dan ada keinginan menyakiti diri sendiri.





Kondisi ini bisa menjadi tanda postpartum depression yang memerlukan penanganan dokter, terutama kalau Bunda memiliki riwayat gangguan kesehatan mental





Sumber:





McCarthy, M., Houghton, C, & Matvienko-Sikar, K. (2021). Women’s Experiences and Perceptions of Anxiety and Stress during The Perinatal Period: A Systematic Review and Qualitative Evidence Synthesis. BMC Pregnancy and Childbirth, 21(1), pp.1–12.





Harrison, V., Moore, D, & Lazard, L. (2020). Supporting Perinatal Anxiety in The Digital Age; A Qualitative Exploration of Stressors and Support Strategies. BMC Pregnancy and Childbirth, 20, pp.1–20.





American Pregnancy Association. Baby Blues.





Johns Hopkins Medicine. Baby Blues and Postpartum Depression: Mood Disorders and Pregnancy.





Mayo Clinic (2022). Postpartum Depression.





Bradley, S. Healthline (2020). What Are the Baby Blues and How Long Do They Last?





Kids Health (2018). Is it Normal to Feel Sad After Having a Baby?





Pregnancy Birth & Baby (2022). Baby Blues.


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010