Bayi Muntah Menyembur, Ini Berbagai Penyebabnya
Ditinjau oleh
dr. Kevin Adrian Djantin, Project and Collaboration Medical Editor Alodokter
Diterbitkan 21 Apr 2025
22
Bayi muntah menyembur tidak jarang membuat orang tua khawatir. Meski bisa menjadi tanda adanya gangguan tertentu dalam saluran cerna, muntah menyembur umumnya tidak berbahaya kok, Bun. Lalu, apa saja yang menyebabkan Si Kecil muntah sampai menyembur? Yuk, simak artikel ini, Bun!
Meski serupa, muntah biasa, gumoh , dan muntah menyembur berbeda ya, Bun. Muntah menyembur tidak hanya mengeluarkan makanan atau minuman dari dalam perut, tetapi bayi juga perlu sekuat tenaga untuk mengeluarkannya. Muntah ini juga bisa tiba-tiba keluar tanpa ada rasa mual sebelumnya. Akibatnya, muntahan tersebut menyembur jauh dari mulut bayi.
Muntah menyembur biasanya terlihat lebih banyak daripada muntah biasa, Bun. Inilah yang sering membuat para orang tua khawatir. Padahal, yang dikeluarkan hanya makanan atau ASI yang dikonsumsi bayi terakhir kali. Nah, berikut ini adalah beberapa penyebab bayi muntah menyembur yang perlu Bunda ketahui:
Bayi muntah menyembur sering terjadi karena makanan atau ASI yang dikonsumsi bayi terlalu banyak, Bun. Padahal, lambung bayi masih sangat kecil untuk menampung makanan. Akibatnya, makanan atau ASI yang masuk dikeluarkan kembali dalam bentuk muntah menyembur, karena lambung sudah tidak punya ruang lagi untuk menampungnya.
Pada beberapa kasus, bayi muntah menyembur juga bisa terjadi sebagai reaksi alergi terhadap makanan atau susu. Tidak hanya muntah menyembur, bayi juga bisa mengalami reaksi alergi lainnya, seperti diare, kulit kemerahan, ruam, gatal pada kulit, serta pembengkakan di wajah, mata, atau mulut.
Perlu diingat, ketika Si Kecil mengalami reaksi alergi, Bunda perlu mencatat apa saja yang telah dikonsumsi Si Kecil, terutama yang baru dikonsumsi. Ini penting untuk menghindari zat pemicu alergi agar gejala alergi tidak kambuh kembali.
Salah satu penyebab bayi muntah menyembur adalah GERD, Bun. GERD ini terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan dan membuat bayi muntah, termasuk muntah menyembur. Selain itu, GERD juga bisa membuat bayi susah makan, sulit bernapas, atau gumoh berwarna kuning atau cokelat.
Bayi muntah menyembur juga bisa terjadi karena infeksi Bun, baik karena virus atau bakteri. Tidak hanya karena infeksi di saluran cerna, bayi muntah menyembur juga bisa terjadi karena infeksi pada organ tubuh lain, seperti paru-paru, otak, atau telinga. Tak hanya muntah menyembur, infeksi pada bayi juga biasanya disertai keluhan lain, seperti demam, mudah rewel, serta sulit makan dan minum.
Meski jarang terjadi, stenosis pilorus bisa menyebabkan bayi muntah menyembur, Bun. Stenosis pilorus merupakan kondisi ketika saluran yang menghubungkan lambung dan usus dua belas jari (duodenum) menyempit. Kondisi ini membuat makanan atau minuman dari lambung tidak bisa masuk ke duodenum.
Akibatnya, bayi muntah menyembur. Umumnya, stenosis pilorus terjadi pada bayi berusia 3–5 minggu.
Intususepsi adalah adalah kondisi ketika usus terlipat ke bagian usus sampingnya. Karena terlipat, usus pun mengalami penyumbatan dan membuat makanan yang dikonsumsi bayi tidak bisa melewati usus. Alhasil, makanan kembali ke atas dan membuat bayi muntah menyembur.
Selain itu, bayi yang mengalami kondisi ini juga biasanya akan tampak rewel dan kesakitan serta mengalami BAB berlendir disertai darah .
Cedera kepala, baik karena benturan langsung atau goncangan tubuh yang terlalu kuat ( shaken baby syndrome ), merupakan salah satu penyebab bayi muntah menyembur, Bun. Biasanya, cedera kepala ringan memang hanya menimbulkan rasa pusing dan mual.
Namun, apabila cedera sudah menyebabkan masalah di otak, cedera kepala pada bayi biasanya akan membuat bayi mengalami keluhan muntah menyembur maupun gejala lain, seperti pingsan atau kejang.
Kebanyakan bayi muntah menyembur bisa membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Penanganannya sendiri tergantung pada keparahan gejala serta penyebabnya, Bun.
Jika bayi muntah menyembur terjadi karena stenosis pilorus, dokter akan melakukan operasi untuk memperluas saluran cerna yang menyempit. Sementara itu, apabila bayi muntah menyembur karena infeksi bakteri, dokter dapat akan memberikan antibiotik untuk membunuh bakteri dalam saluran cerna.
Selain dengan penanganan tersebut, bayi muntah menyembur juga bisa diatasi dengan perawatan sederhana, Bun. Adapun beberapa perawatan yang bisa Bunda lakukan meliputi:
Umumnya, bayi muntah menyembur tidak berbahaya, Bun. Namun, apabila Si Kecil mengalami muntah menyembur yang tidak membaik dalam 3 hari dan disertai gejala lain, seperti nyeri perut dan muntah atau BAB berdarah, segera bawa ia ke dokter ya. Bunda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui chat online untuk memastikan kondisi Si Kecil.
Sumber
Australian Government Department of Health and Aged Care (2024). Vomiting in Babies.
National Health Service Inform (2023). Vomiting in Children and Babies.
Stanford Medicine Children’s Health (2023). Intussusception in Children.
Royal Children’s Hospital Melbourne Australia (2024). Head injury – general advice.
Dubinsky, D. Baby Center (2023). Concussion or Head Injury.
Rosario, J. KidsHealth (2021). For Parents. Pyloric Stenosis.
Brennan, D. WebMD (2023). What to Know About Projectile Vomiting in Children.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010