main-logo

Sering Kontraksi tapi Belum Ada Tanda Melahirkan, Inilah Penyebabnya

header-image-21017
author-avatar-21017

Ditinjau oleh

dr. Kevin Adrian Djantin, Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Diterbitkan 30 Okt 2023

share-icon

549


Sering kontraksi tapi belum ada tanda melahirkan kerap membuat ibu hamil khawatir, apalagi kalau baru pertama kali mengandung. Kondisi ini sebenarnya normal dan umum terjadi. Namun, Bunda tetap perlu waspada, terutama bila kontraksi terjadi saat hari perkiraan lahir masih jauh.





Kontraksi rahim umumnya menjadi tanda bahwa janin siap dilahirkan. Namun, tidak semua kontraksi menandakan hal tersebut. Pada beberapa kasus, ibu hamil bisa sering kontraksi tetapi belum ada tanda melahirkan, bahkan dari trimester kedua kehamilan.





Nah, agar Bunda tidak bingung dan tidak lagi khawatir, yuk ketahui apa saja yang bisa menjadi penyebab munculnya kontraksi meski belum siap melahirkan.





Penyebab Sering Kontraksi tapi Belum Ada Tanda Melahirkan





Penyebab sering kontraksi tapi belum ada tanda melahirkan sebenarnya belum diketahui secara pasti. Kontraksi rahim sendiri bisa terjadi ketika otot rahim mengencang, sehingga perut ibu hamil terasa kencang dan nyeri. Kontraksi yang sering terjadi sebelum adanya tanda persalinan ini umumnya adalah kontraksi palsu .





Meski penyebabnya belum diketahui secara pasti, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil sering kontraksi tapi belum ada tanda melahirkan. Beberapa kondisi tersebut meliputi:





1. Dehidrasi





Dehidrasi merupakan penyebab paling umum sering kontraksi tapi belum ada tanda melahirkan. Kondisi ini ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut terasa kering, pusing, dan tubuh lemas.





Dehidrasi bisa menyebabkan volume cairan dalam tubuh berkurang, sehingga rahim berkontraksi. Tidak hanya menimbulkan kontraksi, dehidrasi pada ibu hamil juga bisa mengganggu tumbuh kembang janin. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu minum air putih yang cukup setiap harinya ya, Bun, setidaknya 2 liter per hari.





2. Olahraga terlalu berat





Ibu hamil dianjurkan untuk selalu berolahraga secara rutin agar kehamilan tetap sehat. Namun, bila olahraga yang dilakukan terlalu berat, ibu hamil justru bisa sering kontraksi tapi belum ada tanda melahirkan. Ini terjadi karena otot ibu hamil, termasuk otot rahim, bisa berkontraksi secara berlebihan saat melakukan olahraga yang terlalu berat.





Nah, untuk mencegahnya, Bunda bisa melakukan olahraga ringan, misalnya jalan santai selama sekitar 30 menit per hari.





3. Hubungan seksual





Saat hamil, berhubungan seksual memang tidak berbahaya bagi janin dan kandungan. Namun, aktivitas ini bisa menyebabkan ibu hamil sering kontraksi tapi belum ada tanda melahirkan.





Kontraksi rahim yang muncul setelah berhubungan seksual bisa terjadi karena tubuh secara alami menghasilkan hormon oksitosin. Hormon inilah yang memicu rahim untuk berkontraksi setelah orgasme.





Tidak hanya itu, sering kontraksi tapi belum ada tanda melahirkan juga bisa terjadi karena keluarnya air mani dari pasangan yang mengandung prostaglandin. Hormon ini juga bisa memicu terjadinya kontraksi.





4. Stres berat





Stres saat hamil memang bisa saja terjadi dan sulit untuk dihindari. Stres yang tergolong ringan biasanya tidak berpengaruh pada kehamilan. Namun, apabila yang dialami adalah stres berat, ibu hamil bisa saja menjadi sering kontraksi tapi belum ada tanda melahirkan.





Ketika mengalami stres berat, tubuh secara alami menghasilkan hormon prostaglandin. Nah, hormon inilah yang bisa memicu rahim lebih sering kontraksi.





5. Posisi bayi sungsang





Selama berada di kandungan, janin tidak berada dalam posisi yang sama terus-menerus. Janin bisa saja bergerak atau berpindah dari sisi satu ke sisi lainnya. Nah, janin yang berada dalam posisi sungsang bisa membuat ibu hamil sering kontraksi tapi belum ada tanda melahirkan.





Kontraksi yang terjadi di rahim menjadi cara alami tubuh untuk memindahkan janin ke posisi yang normal untuk persalinan.





6. Kelainan bentuk rahim





Kelainan bentuk rahim, misalnya rahim berbentuk menyerupai hati ( bicornuate uterus ), bisa menyebabkan ibu hamil sering kontraksi tapi belum ada tanda melahirkan. Selain sering kontraksi, kelainan bentuk rahim juga menyebabkan kapasitas rahim lebih kecil.





Nah, karena sudah tahu beberapa penyebabnya, Bunda tidak perlu merasa khawatir lagi ya, apabila sering kontraksi tapi belum ada tanda melahirkan. Bunda justru bisa menjadikan kondisi ini sebagai latihan untuk mempersiapkan kontraksi jelang persalinan.





Namun, jika rasa sakit akibat kontraksi terasa sangat mengganggu, Bunda bisa meredakannya dengan beberapa cara berikut ini:





  • Minum banyak air, setidaknya 2 liter setiap harinya
  • Tidur dan istirahat yang cukup
  • Berjalan setelah duduk dalam waktu yang lama
  • Melakukan kegiatan yang menenangkan, seperti membaca buku, menonton film, atau mendengarkan lagu
  • Mandi air hangat




Selain itu, apabila kontraksi rahim terasa semakin kuat hingga membuat sulit berjalan, Bunda perlu segera memeriksakan diri ke dokter , ya. Dengan begitu, dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi Bunda.





Sumber:





National Institutes of Health (2023). Pregnancy and Exercise.





Cleveland Clinic (2022). Symptoms. Braxton Hicks Contractions.





Healthline (2023). Prodromal Labor.





Healthline (2018). Are Contractions After Sex Normal?





Verywell Family (2022). What Is Prodromal Labor?





Verywell Family (2021). 5 Things That Cause Contractions Before Labor.





Verywell Health (2022). What Is Prodromal Labor?





WebMD (2023). Braxton Hicks: False vs. Real Labor.





WebMD (2022). Prodromal Labor.


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010