main-logo

ADHD pada Anak, Ini Tanda dan Tips yang Perlu Diketahui Orang Tua

header-image-25244
author-avatar-25244

Ditinjau oleh

dr. Kevin Adrian Djantin, Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Diterbitkan 26 Mei 2025

share-icon

24


ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah kondisi yang mungkin cukup sering didengar, tapi masih banyak yang kurang memahaminya. Sebagian orang menganggap anak dengan ADHD sulit diatur atau nakal, padahal hal ini berbeda. Nah, bila dikenali dan ditangani sejak dini, anak dengan ADHD tentu bisa belajar serta tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai potensinya. 





ADHD adalah suatu kondisi ketika fungsi serta perkembangan otak penderitanya berbeda dari orang pada umumnya. Hingga saat ini, penyebab utama ADHD belum diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini diduga dipengaruhi oleh kelainan genetik, riwayat keluarga, kelahiran prematur , atau menderita penyakit tertentu, misalnya epilepsi .





ADHD umumnya menyebabkan penderitanya memiliki kesulitan dalam pengendalian emosi, pengendalian diri, perilaku, dan memori. Kondisi ini juga membuat orang yang menderita ADHD jadi cenderung kesulitan fokus pada hal-hal yang detail. 





Meski bukan kondisi yang membahayakan nyawa, ADHD dapat mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari. Bahkan, bisa saja hal ini memengaruhi prestasi anak di sekolah. Oleh karena itu, orang tua perlu memperhatikan apabila anak menunjukkan gejala-gejala ADHD sejak dini.





Gejala ADHD pada Anak yang Sering Diabaikan





Gejala ADHD sering kali tidak disadari karena dianggap sebagai perilaku yang wajar dilakukan oleh anak-anak pada usianya. Padahal, hal umumnya berbeda. Memang, anak-anak biasanya cukup mudah terdistraksi, impulsif, dan sangat aktif terutama pada anak yang berusia di bawah 5 tahun. Gejala yang muncul pada anak dengan ADHD juga bisa berbeda, tergantung tingkat keparahannya.





Nah, untuk membedakannya, gejala ADHD sendiri akan terbagi dalam 3 kategori berikut ini:





ADHD inatentif:





  • Sulit mempertahankan fokus
  • Gagal fokus pada hal detail
  • Terlihat tidak mendengarkan
  • Kesulitan mengorganisasi
  • Sering kehilangan barang
  • Sulit mengikuti instruksi orang lain




ADHD hiperaktif:





Gejala ADHD pada anak juga bisa dilihat dari perilaku hiperaktif, seperti:





  • Sering kali gelisah 
  • Sering menggerakkan kaki atau tangan saat duduk
  • Tidak betah atau tidak merasa tenang saat duduk diam
  • Senang berlari atau memanjat tak terkendali
  • Banyak bicara 




ADHD impulsif:





  • Kesulitan menunggu giliran atau mengantre
  • Sering menyela atau memotong pembicaraan orang lain
  • Menjawab impulsif tanpa menunggu orang lain selesai




Untuk membedakan ADHD dengan perilaku anak pada umumnya, Bunda bisa memantau beberapa gejala di atas. 





Anak yang menderita ADHD biasanya akan menunjukkan 1 atau lebih dari kategori gejala di atas. Gejala-gejala tersebut pun cenderung muncul sebelum anak berusia 7–12 tahun.





Lantas, apa yang harus dilakukan bila anak mengalami gejala ADHD? Nah, kondisi ini tentu perlu ditangani supaya tidak berdampak pada kehidupan anak di kemudian hari.





Mengatasi Anak yang Menderita ADHD





ADHD merupakan kondisi yang diderita semasa hidup, tetapi gejala yang timbul tentu bisa ditangani pengobatan, sesi konseling, atau terapi agar anak bisa mengatasi kondisi ini di kemudian hari.  





Nah, beberapa penanganan yang akan dilakukan untuk mengatasi ADHD, yaitu:





Pemberian obat-obatan





Untuk mengurangi gejala ADHD, mungkin dokter akan meresepkan beberapa jenis obat sesuai kebutuhan, kondisi, dan usia anak. 





Nah, obat yang paling umum untuk mengatasi gejala ADHD adalah methylphenidate dan amphetamine sulphate , yaitu golongan obat stimulan. Obat ini bekerja untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kadar zat kimia di otak anak, sehingga kambuhnya gejala ADHD bisa dicegah dan diatasi. 





Selain stimulan, dokter mungkin juga akan meresepkan obat nonstimulan dan antidepresan yang biasanya diberikan pada anak yang usianya lebih dewasa. Namun, pemberian obat ini akan disesuaikan dengan kondisi dan tingkat keparahan ADHD.





Konseling dan Psikoterapi





Selain pemberian obat-obatan, anak-anak dengan ADHD juga bisa menjalani konseling dan psikoterapi guna membantunya belajar, mengontrol gejala, dan beraktivitas sehari-hari.





Pada anak-anak dan remaja, biasanya terapi akan dilakukan untuk membantu anak lebih terampil dalam mendengarkan dan memperhatikan. Beberapa terapi yang akan dilakukan, yakni:





  • Terapi perilaku untuk membantu dan melatih anak agar lebih disiplin dan berperilaku dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
  • Terapi perilaku kognitif untuk melatih fungsi otak, meningkatkan konsentrasi, dan mengelola gejala ADHD.
  • Terapi wicara untuk bantu anak memahami instruksi serta menyampaikan ide mereka secara verbal.
  • Terapi okupasi untuk melatih anak lebih terorganisir, fokus, menstimulasi kemampuan motoriknya , dan menghadapi kesulitan dalam belajar.
  • Pelatihan keterampilan pengasuhan anak yang dilakukan bersama orang tua.




Selain pemberian obat dan terapi, anak yang menderita ADHD juga sangat memerlukan dukungan dari orang tua, keluarga, dan lingkungan di sekolahnya. Oleh karena itu, orang tua diharapkan bisa bekerjasama dengan guru untuk memantau perkembangan perilaku dan kondisi anak di sekolah. 





Orang tua adalah sumber dukungan dan pengasuh utama untuk anak di rumah, sehingga berperan penting dalam kemajuan perkembangan dan pertumbuhan anak dengan ADHD. Untuk itu, orang tua juga perlu bekerjasama dengan dokter serta menerapkan beberapa tips berikut:





  • Buatkan jadwal rutinitas harian agar anak belajar untuk disiplin.
  • Batasi akses terhadap handphone, game online, dan TV saat anak makan atau belajar supaya ia tidak mudah terdistraksi dengan hiburan tersebut.
  • Selalu simpan benda di tempat yang sama agar anak belajar mengembalikan barang ke tempat semula setelah digunakan. 
  • Berikan hadiah atau apresiasi pada anak setelah ia berhasil mendengarkan, memperhatikan, mengerjakan tugas, dan melakukan perilaku baik lainnya.
  • Dukunglah minat dan keterampilan yang paling menonjol dari anak.
  • Tidak membentak dan memukul anak apabila ia salah atau melakukan perilaku yang tidak baik.




Memiliki anak yang menderita ADHD bukanlah hal yang menyedihkan. Anak tetap masih bisa bertumbuh dengan normal dan sehat seperti orang pada umumnya, tetapi memang perilakunya lebih unik serta menarik.





Oleh karena itu, Bunda tidak perlu sedih karena anak yang menderita ADHD biasanya memiliki empati yang tinggi, berenergi, lebih berani dan spontan, pandai berimajinasi, kreatif, dan memiliki kecerdasan emosional dalam menghadapi tekanan. 





Dengan kelebihan tersebut, anak yang tumbuh dengan ADHD tetap bisa meraih mimpi dan menjadi seseorang yang sukses. Bahkan, tidak menutup kemungkinan seorang ADHD bisa menjadi pekerja kreatif, artis, seniman, atlet, pemadam kebakaran, hingga seorang ilmuwan.





Tentunya, hal tersebut dapat diraih dengan adanya dukungan besar dari orang tua. Jadi, bila anak menunjukkan gejala ADHD dan Bunda memiliki pertanyaan mengenai cara mengatasinya, jangan ragu untuk konsultasikan pada dokter ya.





Sumber:





Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2023). Kenali Penyakit ADHD Pada Anak dan Terapinya.





Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022). Mengenal Obat-Obatan pada ADHD.





Center for Disease Control and Prevention (2024). Parent Training in Behavior Management for ADHD.





Center for Disease Control and Prevention (2024). Treatment of ADHD.





National Health Service UK (2025). ADHD in Children and Young People.





American Academy of Child & Adolescent Psychiatry. Frequently Asked Questions.





Cleveland Clinic (2024). 7 Myths (and the Facts) About ADHD.





Cleveland Clinic (2022). ADHD Medication.





Mayo Clinic (2025). Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) in Children.





The Royal Children’s Hospital Melbourne Australia (2021). Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).





Healthy Children (2024). Behavior Therapy for Children with ADHD.





Smith, M., Robinson, L., & Segal, J. Help Guide (2024). ADHD in Children.





Matysiak, S. Healthline (2025). The Benefits of ADHD.





Kids Health (2022). Therapy for ADHD.


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010