Inilah Efek Samping KB IUD yang Perlu Bunda Ketahui
Ditinjau oleh
dr. Kevin Adrian Djantin, Project and Collaboration Medical Editor Alodokter
Diterbitkan 30 Jun 2025
4
Efek samping KB IUD bisa muncul setelah proses pemasangan alat kontrasepsi ini. Nah, setiap ibu yang menggunakan KB ini akan mengalami beragam efek samping, mulai dari yang ringan hingga berat. Lantas, apa saja efek samping dari KB IUD ya?
KB IUD atau intrauterine device adalah salah satu alat kontrasepsi berbahan dasar plastik yang berbentuk seperti huruf T. Kontrasepsi yang dikenal dengan nama KB spiral atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) ini memiliki tingkat efektivitas sebesar 99% dalam mencegah kehamilan hingga 10 tahun lho. Makanya, banyak wanita menggunakan KB IUD sebagai alat kontrasepsinya.
Proses pemasangan KB IUD tergolong mudah, yaitu dengan cara memasukkannya ke dalam rahim, Bun. Namun, pemasangan KB ini hanya boleh dilakukan oleh dokter atau bidan ya.
Setelah pemasangan kontrasepsi ini, mungkin akan muncul beberapa efek samping. Namun, efek samping KB IUD ini tidak selalu terjadi dan umumnya aman ya Bun.
Perlu diketahui dulu, Bun, KB IUD terdiri dari 2 jenis dengan cara kerja yang berbeda-beda. Meski begitu, kedua jenis KB ini tetap bisa mencegah kehamilan kok, Bun. Berikut penjelasannya:
Seperti namanya, KB IUD jenis ini mengandung lapisan tembaga. Alat kontrasepsi jenis ini tidak mengandung hormon ya, Bun. Meski begitu, KB IUD tembaga tetap efektif mencegah kehamilan hingga 10 tahun.
KB IUD tembaga bekerja dengan menghalangi sperma mencapai sel telur dan membuahinya. Dengan begitu, kehamilan tidak bisa terjadi. Perlu diketahui juga, KB IUD tembaga dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat untuk mencegah pembuahan, Bun. Namun, penggunaan KB ini harus dalam jangka waktu 5 hari setelah berhubungan seksual.
KB IUD hormonal adalah alat kontrasepsi yang mengandung progestin. Hormon ini dapat mencegah kehamilan dengan cara mengentalkan lendir serviks, sehingga sperma sulit mencapai sel telur.
Selain itu, hormon ini juga dapat menipiskan lapisan rahim dan menghentikan pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi). Dengan demikian, tidak ada sel telur yang siap dibuahi oleh sperma. Berbeda dengan IUD tembaga, KB IUD hormonal hanya bisa mencegah kehamilan selama 3–8 tahun.
Bunda, efek samping KB IUD bisa berbeda-beda pada setiap orang ya. Umumnya, efek samping yang dialami akan tergantung pada jenis IUD yang digunakan, serta riwayat kesehatan Bunda. Meski begitu, alat kontrasepsi ini tergolong aman digunakan kok, Bun.
Berikut adalah efek samping KB IUD yang paling umum:
Salah satu efek samping KB IUD yang paling umum adalah rasa nyeri yang terasa saat pemasangan alat kontrasepsi ini. Meski begitu, tidak semua wanita akan mengalami kondisi ini kok.
Rasa sakit ini tidak bertahan dalam waktu lama dan akan hilang dengan sendirinya. Jadi, Bunda tidak perlu khawatir ya. Jika rasa nyeri cukup mengganggu karena pemakaian KB IUD, Bunda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol.
Kram perut juga bisa muncul setelah pemasangan KB IUD lho, Bun. Kram yang dirasakan bisa bersifat ringan hingga berat, tapi biasanya mirip dengan kram menstruasi .
Kram perut yang Bunda rasakan bisa berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari lho. Namun, efek samping KB IUD ini biasanya akan mereda sepenuhnya dalam waktu 3–6 bulan setelah pemasangan kontrasepsi ini, Bun.
Untuk mengatasi kram perut akibat KB IUD, dokter umumnya akan memberikan obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen. Di samping itu, Bunda juga bisa memberikan kompres hangat pada perut, berolahraga ringan, memijat perut, dan beristirahat yang cukup ya.
Efek samping KB IUD lainnya adalah siklus menstruasi tidak teratur . Hal ini umum terjadi pada wanita yang menggunakan IUD hormonal maupun IUD tembaga.
Apabila Bunda menggunakan KB IUD hormonal, siklus menstruasi yang dialami akan lebih pendek, sedikit, dan ringan. Bahkan, kontrasepsi jenis ini dapat membuat penggunanya tidak mengalami menstruasi sama sekali lho.
Sementara itu, KB IUD tembaga malah bisa membuat menstruasi Bunda terasa lebih berat, lama, dan nyeri dari biasanya. Selain itu, Bunda mungkin juga bisa mengalami perdarahan di luar periode menstruasi. Meski begitu, siklus menstruasi biasanya akan kembali normal dalam waktu 6 bulan, Bun.
Bun, IUD terlepas dari rahim juga menjadi salah satu efek samping KB IUD lho. Hal ini biasanya terjadi pada 3 bulan pertama setelah pemasangan. Nah, posisi IUD yang bergeser dari rahim ini disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari kontraksi rahim saat menstruasi, bentuk dan ukuran rahim, atau pemasangan IUD yang salah.
Perlu diketahui, risiko KB IUD bergeser atau terlepas dari rahim lebih tinggi dialami oleh wanita yang belum pernah melahirkan, Bun. Meski demikian, efek samping ini tidak boleh disepelekan ya, Bun.
IUD yang bergeser ternyata dapat meningkatkan risiko terjadinya perforasi. Ini adalah kondisi di mana KB IUD menembus dinding rahim saat dokter memasangnya. IUD yang melukai dinding rahim bisa saja terjadi pada ibu yang baru saja melahirkan atau sedang menyusui . Namun, tenang, kondisi ini jarang terjadi kok, Bun.
Perforasi uterus memang tidak langsung menimbulkan gejala, tapi kondisi ini bisa menyebabkan nyeri hebat dan perdarahan setelah pemasangan KB IUD. Jika Bunda mengalaminya, segera periksakan diri ke dokter ya, Bun.
Selain kondisi di atas, ada beberapa efek samping KB IUD yang bisa dialami oleh Bunda lho, seperti kista ovarium , infeksi, hingga kehamilan ektopik . Namun, tidak perlu panik dulu ya, Bun. Soalnya, efek samping tersebut sangat jarang terjadi kok.
Bunda juga tidak perlu khawatir, karena manfaat KB IUD tetap lebih besar daripada risiko efek samping yang akan dialami. Maka dari itu, konsultasikan dengan dokter sebelum memilih KB ya. Dengan berkonsultasi, dokter bisa membantu menentukan alat kontrasepsi yang tepat untuk Bunda.
Sumber:
Better Health Channel Australia (2022). Contraception – Intrauterine Devices (IUD).
National Health Service UK (2024). Health A to Z. Side Effects and Risks of An IUS (Intrauterine System) or Hormonal Coil.
National Health Service UK (2024). Health A to Z. What Is An IUD (Intrauterine Device) or Copper COIL?
Cleveland Clinic (2024). Drugs, Device & Supplements. Hormonal IUD.
Cleveland Clinic (2022). Medical Treatments. Intrauterine Device (IUD).
Mayo Clinic (2024). Tests & Procedures. Hormonal IUD (Mirena).
Drugs (2025). What Are the Side Effects of IUDs?
Health (2025). What Should You Do if Your IUD Falls Out (Expulsion)?
Health (2024). How To Recognize and Manage IUD Side Effects.
Healthline (2023). Everything You Need to Know About IUD Side Effects.
Verywell Health (2025). Do the Benefits of an IUD Outweigh the Potential Side Effects?
Verywell Health (2024). IUD Side Effects to Help You Make Informed Decisions.
WebMD (2025). IUD Side Effects.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010