Omfalokel, Kelainan Lahir pada Bayi yang Perlu Bunda Ketahui
Ditinjau oleh
dr. Kevin Adrian Djantin, Project and Collaboration Medical Editor Alodokter
Diterbitkan 29 Okt 2024
309
Omfalokel adalah suatu kelainan bawaan lahir yang ditandai dengan munculnya lubang di area pusar sehingga organ-organ di dalam tubuh jadi keluar. Penyakit ini bisa memengaruhi kesehatan bayi sehingga perlu ditangani oleh dokter.
Omfalokel merupakan kondisi bawaan lahir yang cukup serius, terlebih jika muncul beserta kelainan kongenital atau cacat bawaan lahir lainnya, seperti kelainan jantung .
Ini karena omfalokel dapat menyebabkan usus bayi lebih lambat dalam mencerna makanan serta kerusakan pada organ tubuh. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah bayi mengalami omfalokel, ibu hamil perlu memeriksakan kandungan secara rutin sejak awal kehamilan.
Omfalokel adalah cacat bawaan lahir yang ditandai dengan keluarnya usus, hati, dan organ tubuh lainnya melalui pusar. Kondisi ini terbilang sangat jarang terjadi, yakni hanya pada sekitar 1 dari 4.200 kehamilan.
Normalnya, organ-organ dalam perut janin, seperti usus, hati, lambung, dan kandung kemih akan mulai berkembang ketika usia kehamilan memasuki minggu ke-6 hingga ke-10.
Karena ukurannya bertambah panjang, usus dan organ lain pun bisa terdorong keluar dari perut hingga ke dalam tali pusar janin. Nah, kondisi ini sendiri normal terjadi karena organ tersebut biasanya akan kembali ke dalam rongga perut saat usia kehamilan memasuki minggu ke-11 .
Namun, pada bayi yang mengalami omfalokel, usus dan organ lainnya tidak masuk ke dalam rongga perut dan tetap berada di luar dinding perut.
Lantas, apa ya yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi? Nah, hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti mengapa organ tidak kembali ke dalam perut dan berada di luar dinding perut janin.
Namun, ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko bayi terlahir dengan kondisi omfalokel, yaitu:
Omfalokel umumnya dapat dideteksi pada saat pemeriksaan USG di trimester kedua dan ketiga kehamilan. Melalui USG, dokter dapat mengevaluasi perkembangan dan kondisi organ-organ tubuh janin sehingga omfalokel bisa terdeteksi.
Apabila ditemukan adanya omfalokel, dokter akan memantau kondisi kandungan secara lebih ketat untuk memastikan tumbuh kembang bayi di dalam perut berjalan lancar hingga hari kelahiran.
Terkadang, omfalokel bisa saja baru diketahui setelah kelahiran bayi. Nah, apabila dokter mendapati bayi mengalami kondisi ini, dokter dan tenaga medis akan melakukan penanganan lanjutan untuk mengupayakan keselamatan bayi. Pemeriksaan juga akan dilakukan untuk melihat kelainan atau kerusakan pada organ lain.
Sebagian besar kasus omfalokel adalah kondisi yang bisa ditangani dan disembuhkan dengan operasi. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk memasukkan organ yang menonjol supaya kembali berada di dalam rongga perut.
Nah, sebelum melakukan operasi, dokter akan memeriksa ukuran dan tingkat keparahan omfalokel terlebih dulu. Selain itu, penanganan omfalokel juga akan bergantung dari kesehatan organ dan kondisi lain yang dialami bayi:
Jika omfalokel tergolong kecil dan hanya terdapat sebagian organ usus yang menonjol di luar perut, pembedahan atau operasi bisa langsung dilakukan segera setelah bayi dilahirkan. Operasi dilakukan untuk mengembalikan organ ke dalam perut serta menutup lubang di dinding perutnya.
Omfalokel berukuran besar dapat dilihat dari seberapa banyak bagian organ yang keluar dari perut. Jika demikian, dokter akan melakukan pembedahan secara bertahap sehingga dibutuhkan lebih dari 1 kali operasi untuk memindahkan setiap organ kembali ke perut bayi.
Pada kasus tertentu, ukuran omfalokel mungkin sangat besar sehingga tidak dapat langsung dimasukkan kembali ke dalam perut bayi. Namun, kondisi ini masih dapat diperbaiki ketika usia anak sudah lebih besar.
Di samping itu, dokter juga dapat memberikan perawatan pada bayi omfalokel, seperti:
Setetah operasi, beberapa perawatan lanjutan juga akan diberikan pada bayi, seperti menempatkannya di ruang NICU , pemberian obat antibiotik dan pereda nyeri, hingga pemasangan selang dari hidung atau mulut untuk memberi cairan dan nutrisi.
Pemberian makanan melalui selang akan dimulai setelah operasi dan ususnya sudah berfungsi. Makanan juga akan diberikan secara perlahan atau sedikit demi sedikit hingga tubuh dan organ-organ bayi mulai pulih.
Jika nantinya bayi sudah bisa makan makanan padat dan berat badannya bertambah dengan sehat, biasanya bayi sudah bisa dibawa pulang. Namun, apabila bayi yang sudah dipulangkan mengalami demam tinggi , muntah berwarna hijau, kemerahan pada luka, hingga munculnya nanah di luka bekas operasi, bayi perlu segera diperiksakan kembali ke dokter.
Hingga saat ini, penyebab pasti omfalokel memang belum diketahui dengan jelas. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kelainan bawaan lahir ini pada bayi, Bun, yaitu dengan rutin memeriksakan kandungan sejak awal kehamilan, menerapkan gaya hidup sehat, mengonsumsi vitamin dan suplemen asam folat , hingga menjaga berat badan yang ideal .
Nah, demikian informasi tentang omfalokel. Jika Bunda masih memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang omfalokel selama kehamilan, langsung tanyakan dan konsultasikan pada dokter melalui chat online , ya.
Sumber:
Centers for Disease Control and Prevention. Omphalocele.
National Library of Medicine. Medline Plus (2023). Omphalocele.
National Library of Medicine. Medline Plus (2023). Omphalocele Repair.
Cleveland Clinic (2024). Omphalocele.
Johns Hopkins Medicine. Omphalocele.
Nationwide Childrens. Omphalocele: Overview, Diagnosis and Treatment.
WebMD (2023). What Is Omphalocele?
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010