Panas Dalam pada Bayi, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ditinjau oleh
dr. Kevin Adrian Djantin, Project and Collaboration Medical Editor Alodokter
Diterbitkan 26 Mei 2025
5
Panas dalam pada bayi kerap membuat orang tua khawatir. Sebab, kondisi ini bisa membuat bayi rewel dan malas menyusu atau makan akibat tenggorokannya sakit. Meski tidak berbahaya, panas dalam pada bayi tetap perlu ditangani dengan tepat ya, Bun.
Perlu diketahui, panas dalam sebenarnya bukanlah suatu penyakit, melainkan sekumpulan gejala dari kondisi yang menyerang tenggorokan. Tidak hanya orang dewasa, kondisi ini juga bisa dialami oleh bayi, Bun.
Nah, panas dalam pada bayi biasanya ditandai dengan berbagai gejala, seperti sakit dan gatal di tenggorokan, sulit menelan, bibir kering atau pecah-pecah, sariawan, demam , tidak mau menyusu, serta rewel. Namun, Bunda nggak perlu khawatir jika Si Kecil menderita kondisi ini ya. Soalnya, panas dalam yang dialami oleh Si Kecil bisa diatasi dengan cara sederhana kok.
Berikut adalah penyebab panas dalam pada bayi yang perlu Bunda ketahui:
Panas dalam pada bayi bisa terjadi karena adanya iritasi di tenggorokan, Bun. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh banyak hal, mulai dari infeksi virus atau bakteri, alergi, hingga paparan asap rokok serta polusi.
Nah, bayi yang mengalami iritasi tenggorokan akan mengalami gejala panas dalam, seperti sulit menelan, tenggorokan gatal dan nyeri, batuk, serta tidak mau makan dan minum susu.
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah peradangan yang terjadi di saluran pernapasan. Nah, kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, Bun. Virus dan bakteri ini akan menyebar melalui udara, misalnya saat penderitanya bersin, batuk, atau berbicara. Selain itu, ISPA juga bisa menular melalui sentuhan dengan benda yang sudah terkontaminasi lho.
Nah, infeksi ini dapat menimbulkan gejala panas dalam pada bayi lho, seperti sakit tenggorokan, bersin, hidung tersumbat, pilek, batuk , dan demam.
Bun, kekurangan cairan atau dehidrasi bisa menyebabkan Si Kecil mengalami panas dalam lho. Pasalnya, saat mengalami dehidrasi , tubuh memproduksi air liur lebih sedikit. Akibatnya, tenggorokan bayi akan terasa kering, gatal, dan sakit.
Selain sakit tenggorokan, panas dalam akibat dehidrasi juga ditandai dengan mulut dan bibir kering, tidak kuat menyusu, rewel, popok kering, dan urine yang berwarna gelap.
Perubahan cuaca memang sering bikin Si Kecil sakit ya, Bun. Nah, salah satu kondisi yang sering dialami adalah panas dalam pada bayi.
Perubahan cuaca yang tidak menentu, misalnya dari hujan ke panas atau sebaliknya, dapat melemahkan imunitas tubuh, terutama pada bayi. Karena daya tahan tubuh yang kian melemah, bayi bisa jadi rentan mengalami infeksi, Bun.
Selain itu, kualitas udara yang buruk karena asap atau debu juga bisa menyebabkan gejala panas dalam, seperti tenggorokan terasa gatal dan kering, Bun.
Penyebab panas dalam pada bayi selanjutnya adalah GERD. Kondisi ini terjadi karena ukuran lambung bayi masih kecil dan katup pada kerongkongannya masih lemah, sehingga terkadang kurang bisa menutup dengan baik. Nah, ini yang membuat bayi sering mengalami gumoh atau muntah , Bun.
Bayi yang mengalami GERD juga akan lebih rewel, sering bersendawa, tidak mau minum susu, susah menelan, dan napasnya berbunyi (mengi). Nah, berbagai gejala ini bisa menyerupai gejala panas dalam lho, Bun.
Tumbuh gigi juga sering menjadi penyebab panas dalam pada bayi lho. Hal ini karena gusi yang meradang bisa membuat Si Kecil lebih rewel, mulutnya terasa panas, demam, batuk, dan tidak mau makan atau menyusu.
Meski tidak berbahaya, panas dalam pada bayi tetap perlu diatasi dengan cepat ya, Bun. Soalnya, kondisi ini bisa mengganggu kenyamanan dan menurunkan nafsu makan Si Kecil lho. Jika hal ini terjadi, Si Kecil akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya.
Nah, berikut adalah beberapa cara sederhana yang dapat Bunda lakukan di rumah untuk meredakan panas dalam pada bayi:
Selain cara-cara di atas, panas dalam pada bayi juga bisa diatasi dengan minum obat-obatan , seperti paracetamol atau ibuprofen. Namun, penggunaan obat ini tergantung pada penyebab yang dialami oleh Si Kecil ya, Bun. Oleh karena itu, pastikan untuk memeriksakan Si Kecil ke dokter. Terlebih lagi, jika panas dalam disertai dengan sesak napas, demam tinggi, dan benjolan di leher.
Sumber:
National Health Service UK (2024). Conditions A to Z. Reflux in Babies.
National Health Service UK (2024). Conditions A to Z. Respiratory Tract Infections (RTIs).
National Health Service UK (2023). Conditions A to Z. Dehydration.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Demam: Kapan Harus ke Dokter?
Baby Center (2025). Sore Throat in Babies & Toddlers.
Healthy Children (2024). How Climate Change Can Make Children Sick: What Parents Need to Know.
Kids Health, Nemours (2023). Parents. Strep Throat in Kids and Teens.
Kids Health, Nemours (2023). Parents. What to Do About a Sore Throat.
Healthline. Acute Respiratory Infection.
Healthline. What to Do When Your Baby Has a Sore Throat.
Raising Children Network Australia (2025). Fever.
The Bump (2023). How to Detect and Treat Sore Throat in Babies and Toddlers.
WebMD (2024). Teething - What You Should Know
WebMD (2023). Is It Teething, or Is Your Baby Sick?
What To Expect (2022). Sore Throat in Babies and Toddlers.
What To Expect (2022). Strep Throat in Children.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010