main-logo

Memahami Proses Operasi Caesar dan Tips Pemulihannya

header-image-24218
author-avatar-24218

Ditinjau oleh

dr. Gracia Fensynthia, Medical Editor Alodokter

Diterbitkan 2 Des 2024

share-icon

100


Masih banyak ibu hamil yang takut untuk menjalani proses operasi caesar. Ini karena ada anggapan bahwa pemulihan pascaoperasi caesar bisa berlangsung lebih lama persalinan normal. Apa benar begitu? Baiknya, yuk pahami dulu proses operasi caesar dalam artikel ini, Bun.





Selama mengandung, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter. Hal ini dilakukan agar kesehatan janin dan ibu hamil bisa selalu terpantau. Dengan begitu, dokter bisa menentukan metode persalinan yang sesuai, yaitu melalui persalinan normal atau operasi caesar.





Proses operasi caesar sendiri dimulai dengan pemberian obat bius. Kemudian, dokter akan membuat sayatan di perut dan rahim ibu untuk mengeluarkan bayi.





Kapan Proses Operasi Caesar Perlu Dilakukan





Operasi caesar sebenarnya bisa saja dipilih oleh ibu hamil meski melahirkan normal masih bisa dilakukan. Ini disebut juga dengan operasi caesar elektif atau operasi caesar terencana. Operasi caesar elektif biasanya dilakukan apabila ibu hamil ingin memilih tanggal khusus atau meminimalkan rasa sakit ketika bersalin.





Di samping alasan tersebut, ada juga beberapa kondisi ibu hamil yang membuat operasi caesar justru harus dilakukan, Bun. Beberapa kondisinya adalah persalinan normal yang berlangsung terlalu lama, tekanan darah tinggi saat hamil ( preeklampsia ), infeksi, kehamilan kembar, serta gangguan plasenta. 





Selain kondisi pada ibu hamil, operasi caesar juga akan dilakukan ketika terjadi gawat janin. Janin yang mengalami kondisi ini biasanya ditandai dengan detak jantung yang tidak normal atau tidak aktif bergerak. 





Tidak hanya itu, operasi caesar juga bisa dilakukan apabila janin memiliki berat badan lebih dari 4 kg (makrosomia) atau janin berada dalam posisi yang tidak ideal untuk dilahirkan, seperti sungsang atau melintang.





Persiapan Proses Operasi Caesar





Sebelum menjalani operasi caesar, umumnya ibu hamil akan menjalani tes darah untuk mengetahui golongan darah dan kadar hemoglobin. Apabila hemoglobin ibu hamil rendah, dokter akan mengantisipasi perlunya transfusi darah saat operasi caesar dilakukan.





Selain menjalani tes, ibu hamil juga akan diminta untuk mandi dengan sabun antiseptik pada malam hari dan pagi hari sebelum operasi caesar. Untuk mempersiapkan area operasi dan mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi, ibu hamil juga diminta untuk mencukur bulu kemaluan, ya.





Tidak hanya itu, ibu hamil juga akan diminta berpuasa selama 6–8 jam sebelum operasi caesar. Namun, pada beberapa kasus, ibu hamil diperbolehkan untuk minum air putih sampai 2 jam sebelum operasi.





Proses Operasi Caesar





Umumnya, operasi caesar akan berlangsung kurang lebih selama 45–60 menit, Bun. Ketika operasi akan dimulai, ibu hamil akan diberikan obat bius terlebih dahulu. 





Obat bius ini akan membuat operasi caesar tidak menyakitkan. Umumnya, obat bius yang digunakan adalah obat bius lokal. Namun, apabila diperlukan, dokter akan menggunakan obat bius total.





Setelah obat bius bekerja, dokter akan melakukan langkah-langkah operasi caesar sebagai berikut:





  • Membuat sayatan di bawah pusar dengan ukuran sekitar 10–20 cm, lalu memotong otot perut sampai rahim
  • Mengeluarkan bayi secara perlahan melalui sayatan tersebut, umumnya prosedur ini memakan waktu sekitar 10–15 menit
  • Memotong tali pusar, lalu mengeluarkan plasenta
  • Menutup sayatan dengan jahitan




Hal-Hal yang Perlu Dilakukan setelah Operasi Caesar





Setelah operasi selesai, Bunda akan menjalani masa pemulihan di ruang perawatan selama beberapa jam. Di ruang perawatan ini, tanda-tanda vital Bunda akan dipantau, seperti tekanan darah atau irama jantung.





Apabila efek obat bius sudah hilang, Bunda akan dipertemukan dengan sang buah hati. Bunda bisa mencoba untuk menyusui Si Kecil. Karena operasi caesar akan meninggalkan luka di perut, Bunda akan diberi tahu bagaimana posisi menyusui setelah operasi caesar agar tidak merasakan nyeri.





Umumnya, Bunda akan diminta untuk menjalani rawat inap selama 2–3 hari. Selama di ruang perawatan, Bunda akan diminta untuk minum dan jalan-jalan agar kaki kembali menopang tubuh kuat dan terhindar dari sembelit.





Nah, ketika sudah pulang ke rumah, Bunda akan menjalani masa pemulihan. Biasanya, masa pemulihan ini akan berlangsung sekitar 4–6 minggu. Namun, masa pemulihan setelah operasi caesar juga bisa dipercepat dengan melakukan beberapa tips berikut ini:





  • Rawat luka bekas jahitan operasi caesar dengan baik agar cepat kering.
  • Hindari mengangkat beban berat, apalagi melebihi berat badan bayi.
  • Jangan melakukan aktivitas fisik yang berat, seperti bersepeda atau berlari.
  • Usahakan untuk berjalan sedikit demi sedikit di area dalam rumah.
  • Hindari berhubungan seksual sampai dokter memperbolehkan.




Sekarang sudah tahu kan bagaimana proses operasi caesar dan tips pemulihannya, Bun? Meski memang aman untuk dilakukan, operasi caesar tetap memiliki berbagai risiko, Bun, seperti infeksi pada luka jahitan, perdarahan, dan perlengketan dinding rahim. Oleh karena itu, tindakan ini harus dilakukan berdasarkan anjuran dan pengawasan oleh dokter dan tenaga medis berpengalaman.





Apabila Bunda ternyata harus menjalani operasi caesar tetapi masih ragu atau takut, bicaralah dengan dokter, baik secara langsung atau melalui chat online . Dengan begitu, dokter bisa menjelaskan bagaimana proses operasi caesar secara lebih lengkap, termasuk mengenai manfaat dan risikonya.





Sumber





American College of Obstetricians and Gynecologists (2023). FAQs. Cesarean Birth.





National Institutes of Health (2024). MedlinePlus. C-Section.





Hirsch, L. KidsHealth, Nemours (2022). For Parents. Cesarean Sections (C-Sections).





Cleveland Clinic (2022). Treatments & Procedures. C-Section.





Cleveland Clinic (2022). Articles. Pregnancy: Types of Delivery.





Mayo Clinic (2022). Tests & Procedures. C-Section.





Schlosberg, S. Parents (2023). C-Section vs. Vaginal Birth: What's the Difference?





Levine, H. WebMD (2024). C-Section (Cesarean Section).


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010