Mikrosefalus, Kondisi Kepala Bayi Lebih Kecil dari Ukuran Normal
Ditinjau oleh
dr. Kevin Adrian Djantin, Project and Collaboration Medical Editor Alodokter
Diterbitkan 27 Mar 2024
587
Sudah pernah dengar soal mikrosefalus belum? Mikrosefalus adalah kondisi ketika kepala bayi berukuran lebih kecil dari ukuran normalnya. Meski bayi dengan mikrosefalus masih bisa tumbuh dengan baik, ada beberapa risiko yang bisa terjadi apabila mikrosefalus sudah berat. Yuk, ketahui soal mikrosefalus di sini, Bunda!
Mikrosefalus atau disebut juga mikrosefali termasuk dalam kondisi yang langka, yaitu hanya terjadi pada sekitar 1 atau 2 bayi per 10.000 kelahiran. Penyakit ini biasanya terjadi sejak bayi masih berada di dalam kandungan, tetapi terkadang bisa juga terjadi setelah bayi dilahirkan.
Penyebab mikrosefalus adalah perkembangan otak yang tidak normal. Inilah beberapa faktor yang bisa menyebabkan bayi mengalami gangguan perkembangan otak dan meningkatkan risiko terjadinya mikrosefalus:
Gejala utama mikrosefalus adalah ukuran kepala bayi yang jauh lebih kecil dari ukuran normalnya. Ukuran kepala bayi ini mengikuti ukuran otak bayi. Jadi, apabila otak bayi kecil, ukuran kepalanya juga kecil. Tanda ini bisa diketahui melalui pemeriksaan lingkar kepala bayi oleh dokter.
Selain ukuran kepala bayi yang jauh lebih kecil, ada juga berbagai gejala yang umum terjadi pada bayi dengan mikrosefalus, yaitu:
Pada beberapa kasus yang berat, bayi dengan mikrosefalus juga memiliki bentuk dahi yang miring. Gejala-gejala yang dapat dialaminya pun bisa menjadi berbahaya dan mengancam jiwa apabila tidak diobati.
Tidak ada pengobatan untuk mikrosefalus, ya, Bun. Jadi, sekali bayi mengalami mikrosefalus, tak ada pengobatan yang bisa mengubah ukuran kepala bayi menjadi normal.
Meski begitu, dokter bisa melakukan beberapa penanganan untuk mengendalikan gejala mikrosefalus, Bun. Adapun beberapa penanganannya adalah:
Nah, itulah berbagai info tentang mikrosefalus, Bun. Penyakit yang berbahaya ini memang belum bisa diobati, tetapi ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.
Bunda bisa melakukan beberapa cara di bawah ini untuk mencegah terjadinya mikrosefalus pada Si Kecil sekaligus untuk memastikan kehamilan berjalan lancar dan sehat:
Yang paling penting, Bunda perlu selalu melakukan kontrol kehamilan secara rutin sesuai jadwal, ya. Soalnya, dengan kontrol kehamilan, segala kelainan dan gangguan pada bayi saat dalam kandungan bisa terdeteksi lebih awal. Dengan demikian, dokter bisa memberikan penanganan dan mengantisipasi masalah yang terjadi pada janin, termasuk mikrosefalus.
Sumber:
World Health Organization (2018). Fact Sheets. Microcephaly.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022). Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Mikrosepali.
Boston Children’s Hospital. Microcephaly.
Cleveland Clinic (2023). Diseases & Conditions. Microcephaly.
Mayo Clinic (2022). Diseases & Conditions. Microcephaly.
Burke, D. Healthline (2019). What to Know About Microcephaly.
Falchek, S. MSD Manual Consumer Version (2023). Microcephaly.
Herndon, J. Verywell Family (2019). What Is Microcephaly?
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010