Distosia Bahu, Ini Hal-Hal yang Perlu Ibu Hamil Ketahui
Ditinjau oleh
dr. Kevin Adrian Djantin, Project and Collaboration Medical Editor Alodokter
Diterbitkan 30 Mei 2024
747
Distosia bahu adalah kondisi ketika salah satu atau kedua bahu bayi tersangkut di jalan lahir saat persalinan berlangsung. Oleh karena itu, distosia bahu bisa menghambat proses persalinan normal, Bun.
Mungkin Bunda belum pernah mendengar tentang distosia bahu karena kondisi ini memang cukup langka dan hanya terjadi pada sekitar 1 dari 150 kelahiran normal .
Meski langka, distosia bahu merupakan keadaan yang serius karena bisa menyebabkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Oleh karena itu, ibu hamil dan bayi yang mengalami distosia bahu perlu penanganan tepat dan segera dari dokter.
Distosia bahu adalah kondisi ketika bahu bayi tersangkut di jalan lahir, tepatnya di belakang tulang kemaluan ibu hamil. Bayi dikatakan mengalami distosia bahu apabila kepala bayi sudah mulai keluar dari vagina, tetapi tubuh bayi tidak dapat keluar meski ibu telah mengejan selama lebih dari 1 menit atau lebih. Kondisi ini membuat proses persalinan terhambat karena tubuh bayi lebih sulit dikeluarkan.
Nah, distosia bahu tentu membutuhkan penanganan dokter, Bun, supaya tidak terjadi cedera atau komplikasi pada ibu hamil dan bayi selama persalinan.
Distosia bahu sendiri disebabkan oleh ukuran janin yang besar karena berat badannya lebih dari 4–4,5 kilogram ( makrosomia ). Selain itu, distosia bahu juga bisa terjadi karena faktor berikut:
Bunda, wajar kok jika jadi khawatir karena mengalami salah satu faktor yang sudah disebutkan. Kalaupun saat persalinan mengalami distosia bahu, dokter akan mengerahkan berbagai cara, seperti manuver atau posisi tertentu, agar persalinan bisa dilalui dengan lancar.
Berikut ini adalah beberapa teknik maneuver yang bisa dilakukan untuk membantu proses persalinan dengan distosia bahu:
Teknik ini adalah cara pertama yang akan dilakukan dokter jika distosia bahu terjadi. Dokter akan mengarahkan ibu hamil untuk menaikkan paha ke arah perut sehingga bayi memiliki lebih banyak ruang untuk keluar.
Pada teknik Woods, dokter akan memasukkan jari di bawah bahu bayi, lalu memutar posisi tubuhnya agar menyamping sehingga memudahkan ia untuk keluar.
Teknik ini hampir sama dengan teknik Woods yang dilakukan dengan cara memasukkan jari ke bawah bahu bayi dan mengubah posisi bahunya. Namun, pada teknik ini, dokter memberi sedikit tekanan pada bahu bayi sembari mendorong perut ibu hamil dari luar.
Untuk membantu melancarkan persalinan, dokter juga mungkin akan memberikan obat-obatan untuk menguatkan kontraksi rahim agar bayi lebih cepat dikeluarkan.
Jika teknik-teknik di atas tidak berhasil membantu proses persalinan, dokter akan memberi sayatan di perineum , yaitu lapisan kulit antara vagina dan anus, guna melebarkan bukaan persalinan.
Selain itu, dokter juga bisa melakukan upaya lain untuk membantu mengeluarkan bayi, seperti menggunakan forceps atau vakum. Jika persalinan normal melalui vagina masih tidak memungkinkan, dokter dapat melakukan operasi caesar .
Setelah mengetahui tentang distosia bahu, Bunda pasti tidak ingin kondisi ini terjadi dan mulai bertanya-tanya, “Bisa nggak ya distosia bahu dicegah?”
Nah, sebenarnya distosia bahu memang cukup sulit untuk dicegah, Bun. Namun, Bunda bisa kok mengurangi risiko terjadinya hal ini dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Jadi, dokter dapat mengetahui bagaimana kondisi janin dan ukuran tubuhnya.
Dengan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, dokter pun bisa menyarankan metode persalinan yang tepat dan sesuai kondisi Bunda dan Si Kecil, terlebih jika distosia bahu pernah terjadi di kehamilan sebelumnya.
Selain itu, Bunda juga bisa menerapkan beberapa tips berikut ini:
Pada kebanyakan kasus distosia bahu, dokter biasanya akan menganjurkan metode persalinan caesar untuk melahirkan bayi berukuran besar. Metode ini dinilai lebih aman untuk melahirkan bayi yang berisiko mengalami distosia bahu.
Meski demikian, dengan persiapan dan penanganan yang tepat, bayi yang berukuran besar dan berisiko tinggi mengalami distosia bahu juga bisa dilahirkan secara normal.
Itulah berbagai informasi seputar distosia bahu yang penting untuk Bunda ketahui. Jika masih memiliki pertanyaan seputar kehamilan dan persalinan, khususnya mengenai distosia bahu, bunda bisa berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan informasi lebih lengkap.
Sumber:
Cleveland Clinic (2022). Shoulder Dystocia.
Mayo Clinic (2022). Fetal Macrosomia.
American Pregnancy Association. Cephalopelvic Disproportion (CPD).
Miles, K. Baby Center (2021). Shoulder Dystocia During Delivery.
Adereyko, O. Flo Health (2020). Fetal Dystocia: Causes, Contributing Factors, and Treatment Options.
Moldenhauer, J.S. MSD Manual Professional Version (2024). Shoulder Dystocia.
Acosta, K.S. & Ashmore, S. Parents (2022). 9 Labor Positions to Try While Giving Birth.
Pregnancy Birth & Baby (2023). Shoulder Dystocia.
WebMD (2023). What Is Shoulder Dystocia?
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010