main-logo

Abortus Insipiens, Komplikasi Kehamilan yang Perlu Ibu Hamil Ketahui

header-image-24813
author-avatar-24813

Ditinjau oleh

dr. Gracia Fensynthia, Medical Editor Alodokter

Diterbitkan 28 Feb 2025

share-icon

166


Abortus insipiens adalah kondisi ketika janin masih dalam tahap perkembangan dan berada di dalam rahim, tetapi mulut rahim sudah terbuka sebelum kandungan berusia 20 minggu. Akibatnya, keguguran pun tidak bisa dihindari. 





Abortus insipiens ditandai dengan pendarahan , keluar cairan seperti air ketuban, dan kram perut bawah yang hebat pada kehamilan trimester 1. Namun, pendarahan abortus insipiens biasanya tidak terdapat gumpalan jaringan karena janin masih utuh di rahim ibu.





Penyebab Terjadinya Abortus Insipiens





Serviks umumnya tertutup sebelum masa kehamilan. Saat kehamilan terjadi, serviks perlahan melunak dan melebar untuk mempersiapkan persalinan. Nah, leher rahim (serviks) yang melunak dan membuka terlalu awal dapat menyebabkan ibu mengalami persalinan prematur , bahkan keguguran apabila terjadi pada awal kehamilan.





Selain itu, ada beberapa kondisi yang dapat memicu leher rahim membuka terlalu awal, di antaranya:





  • Kelainan bentuk rahim
  • Infeksi virus
  • Ibu hamil berusia di atas 45 tahun
  • Memiliki riwayat keguguran atau abortus insipiens
  • Ibu hamil merokok, mengonsumsi alkohol, atau obat-obatan terlarang
  • Ibu hamil menderita obesitas , diabetes, hipertensi , atau gangguan tiroid
  • Pernah menjalani operasi di leher rahim




Penanganan Abortus Insipiens





Ketika ibu hamil mengalami abortus insipiens, janin yang dikandung biasanya tidak dapat diselamatkan. Oleh karena itu, penanganannya akan fokus pada bagaimana janin dikeluarkan.





Biasanya, jaringan janin akan keluar dengan sendirinya atau melalui pemberian obat. Selain itu, kuretase mungkin diperlukan untuk membersihkan jaringan yang masih tertinggal di dalam rahim.





Ibu yang mengalami abortus insipiens biasanya merasa sedih dan bersalah sehingga memerlukan dukungan emosional. Oleh karena itu, setelah keguguran, dokter akan fokus pada pemulihan mental ibu dengan melakukan konseling jika memang diperlukan.





Mengalami keguguran bisa menjadi mimpi buruk bagi pasangan yang sedang menantikan momongan. Namun, Bunda tidak perlu menyalahkan diri dan berlarut-larut dalam kesedihan ya. Hal ini karena sebagian besar keguguran terjadi di luar kendali ibu hamil.





Meski begitu, Bunda tetap bisa melakukan beberapa tips untuk menciptakan kehamilan sehat dan mengurangi risiko terjadinya keguguran atau abortus insipiens, seperti:









Bunda juga perlu melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter sebelum merencanakan kehamilan ya. Pemeriksaan kandungan secara rutin juga diperlukan selama masa kehamilan. Ini untuk mengetahui adakah risiko komplikasi kehamilan seperti abortus insipiens sehingga kondisi tersebut bisa dicegah sedini mungkin.





Sumber:





Cleveland Clinic (2022). Incompetent Cervix.





Cleveland Clinic (2022). Miscarriage.





MSD Manuals (2024). Spontaneous Abortion.





Vengrow, B. G. Parents (2023). How to Lower Your Risk of Miscarriage.


Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi

Punya pertanyaan lain?

Tanyakan kepada dokter di aplikasi! Gratis!

Unduh aplikasi
footer-main-logo
appstore-logogoogleplay-logo
appstore-logogoogleplay-logo

Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010