Asfiksia Neonatorum, Kondisi Bayi Tidak Menangis Saat Lahir
Ditinjau oleh
dr. Gracia Fensynthia, Medical Editor Alodokter
Diterbitkan 14 Feb 2025
115
Asfiksia neonatorum adalah kondisi saat bayi tidak memperoleh cukup oksigen sebelum, saat, atau tepat setelah bayi dilahirkan. Ini merupakan hal serius yang harus segera ditangani agar nyawa bayi terselamatkan .
Tangisan bayi yang dilahirkan menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu saat persalinan. Soalnya, tangisan bayi menandakan kalau paru-parunya berfungsi dan ia bisa bernapas dengan baik.
Namun, ada sebagian bayi yang tidak mengalami hal tersebut, lho. Bayi yang tidak langsung menangis saat lahir bisa menandakan adanya kondisi asfiksia neonatorum. Lantas, apa itu asfiksia neonatorum?
Asfiksia neonatorum ditandai dengan kondisi bayi yang tidak menangis setelah dilahirkan, kulit tampak kebiruan dan pucat, denyut jantung cepat atau lambat, hingga terlihat sesak napas.
Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, asfiksia neonatorum bisa berdampak buruk pada beberapa organ bayi, seperti otak, paru-paru, jantung, hati, dan ginjalnya. Namun, kenapa ya bayi bisa kekurangan oksigen?
Nah, ada beberapa kondisi yang kemungkinan menjadi penyebab asfiksia neonatorum pada bayi, yaitu:
Bunda jangan sedih dan khawatir ya. Asfiksia neonatorum bisa diatasi dengan penanganan medis. Setelah melalui tes APGAR , dokter akan memberikan penanganan yang disesuaikan dengan tingkat keparahan dan berapa lama kondisi asfiksia terjadi.
Sebagai informasi, biasanya dokter akan melakukan beberapa tindakan berikut untuk menangani asfiksia neonatorum:
Asfiksia neonatorum yang sangat parah bisa mengancam nyawa buah hati. Bahkan, jika kondisi ini tertangani pun, ke depannya tetap ada kemungkinan risiko anak mengalami kejang, gangguan belajar, gangguan perilaku, atau autisme .
Kondisi asfiksia neonatorum pada bayi ini memang tidak dapat dicegah sepenuhnya, tetapi bisa diminimalkan kejadiannya. Caranya adalah dengan melakukan pemeriksaan dan kontrol rutin ke dokter kandungan sejak awal kehamilan, ya. Jadi, berbagai risiko yang bisa menyebabkan bayi mengalami asfiksia dapat dikurangi.
Sumber:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2023). Mengenal Asfiksia Neonatorum.
Johns Hopkins. Perinatal Asphyxia.
Raising Children (2023). After Baby is Born: What to Expect in The First Hours.
Wisner, W. Healthline (2023). What Parents Need to Know About Birth Asphyxia.
Balest, A. L. MSD Manuals (2024). Birth Asphyxia.
Artikel Unggulan
Panduan agar Tetap Sehat Saat Hamil Muda
Saat Bunda positif hamil, apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama, akan banyak sekali hal yang Bunda perhatikan agar bisa menjalani kehamilan ini dengan ...
Ini Mengapa Bunda Perlu Konsumsi Suplemen Prenatal
Tumbuh kembang janin sangat ditentukan oleh asupan ibu selama mengandung. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk memenuhi semua asupan nutrisi penting selama ha...
Ini Penyebab Libido Turun saat Hamil
Masalah yang satu ini kadang cukup membuat Bunda merasa gelisah saat dalam masa kehamilan: libido turun saat hamil. Padahal di berbagai tayangan, film, atau art...
Artikel Terkait
Layanan Pengaduan Konsumen
PT Asa Bestari Citta
feedback@diarybunda.co.id
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Whatsapp Ditjen PKTN: 0853-1111-1010